Wisata Budaya Kabupaten Banjarnegara sebagian besar berada di Kawasan Dataran Tinggi Dieng. Disana terdapat banyak bangunan Candi yang semuanya berlatar belakang Ciwaistis dan mempunyai bentuk arsitektur sederhana dan diperkirakan digunakan mulai abad IX hingga Abad XII AD. Candi-candi yang terdapat di Dieng menggunakan nama tokoh-tokoh pewayangan seperti, Dwarawati, Puntadewa, Arjuna, Gatotkaca, Srikandi, Bima, Puntadewa dan Candi Sembadra. Kelompok Candi Arjuna Kelompok Candi ini terdiri dari lima candi tersusun dua deret, deret sebelah timur terdiri dari empat bangunan candi yang semuanya menghadap ke barat yaitu Candi Arjuna, Candi Srikandi,Candi Puntadewa dan Candi Sembadra. Ketinggian 2.075 meter di atas permukaan laut menyembunyikan sebuah dunia lain di balik kabut. Dunia di mana pelukan alam sangat terasa. Kelompok Candi Dwarawati Candi ini terletak paling utara diantara candi-candi di Dataran Tinggi Dieng yang didi rikan di bukit Perahu Sebenarnya terdiri atas dua buah, Candi Dwarawati dan Parikesit. Namun karena tidak semua batu asli ditemukan, hasilnya hanya terbatas hingga atap tingkat satu. Candi Dwarawati mempunyai denah berbentuk palang dengan ukuran 5,3 m x 5,3 m. Kelompok Candi Gatotkaca Kelompok Candi Bima Candi Bima menghadap ke timur dengan denah candi berbentuk palang. Agak sulit menentukan masa pendiriannya karena berbeda tipe dari candi yang lain. Candi ini terletak kurang lebih 1 Km dari Candi Gatotkaca, yang menarik dari candi ini adalah pada bagian atapnya mirip dengan bentuk Shikara dan berbentuk seperti mangkuk yang ditangkupkan. Tuk Bima Lukar Mata air dari hulu Sungai Serayu yang berbentuk pancuran yang melambangkan kesatuan bentuk antara lingga dan yoni. Air mengalir dari lingga ke atas yoni, sebagai simbol kesuburan.Lokasinya di bagian selatan kelompok Candi Dieng. Diperkirakan dulu berfungsi sebagai tempat bersuci peziarah sebelum masuk kelompok candi. Watu Kelir Darmasala
Kelompok candi ini sebenarnya terdiri dari Candi Setyaki, Petruk, Antareja, Nakula,Sadewa, Nalagareng, dan Gatotkaca. Satusatunya yang masih berdiri hanya Candi Gatotkaca sementara Candi Setyaki tinggal fondasinya saja. Saat ditemukan Candi Gatotkaca dalam keadaan rusak, kemudian dipugar oleh Kantor Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah pada tahun 1979.
Situs berupa tembok batu yang menempel pada bukit tepat di atas Tuk Bima Lukar. Pada situs Watu Kelir ini juga terdapat tangga batu yang menghubungkan bagian bawah dengan bagian atas bukit. Situs ini dulunya diperkirakan berfungsi sebagai jalan masuk ke kelompok candi. Tangga berudak yang terbuat dari batu lebih memudahkan perjalanan ke bagian atas bukit.
Darmasala merupakan bangunan yang berfungsi sebagai tempat persiapan upacara dan menaruh perlengkapan upacara keagamaan, serta tempat singgah sementara bagi peziarah. Situs ini terletak di sebelah utara kompleks candi Arjuna. Situs ini berupa kumpulan batu yang menjadi tempat istirahat sementara bagi pengunjung.
Saluran air kuno yang terletak di Desa Pakasiran yang diduga fungsinya dulu untuk mengeringkan air danau yang menggenangi dataran tinggi Dieng.
-